My PhotoSlide

08/05/08

Menuju Lokasi Arung Jeram Songa Atas (Berwisata Ke Probolinggo-Bag. II)

Berwisata Arung Jeram


CATATAN PERJALANAN
BERWISATA KE PROBOLINGGO BAGIAN II
Kamis, 1 Mei 2008 setelah makan pagi dan berfoto bersama di areal villa maka tepat pukul 08.00 kami pun Check Out dari Villa. Tujuan kami sekarang adalah menuju ke tempat wisata Arung Jeram/rafting Songa yang berlokasi di Desa Pesawahan Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo. Untuk menuju ke lokasi tersebut kami dituntun oleh seorang karyawan Villa yang mengendarai sepeda motor, karena kami masih baru pertama kali ini ke lokasi tersebut. Waktu yang dibutuhkan sekitar  30 menit dengan melewati jalan aspal yang banyak berlubang.
Songa Rafting merupakan salah satu dari 3 (tiga) Operator Wisata Arung Jeram selain Regulo Rafting dan Noars Rafting yang beroperasi di Sungai Pekalen Kabupaten Probolinggo Propinsi Jawa Timur. Songa Rafting terdiri dari Songa atas dan Songa bawah. Kami memilih lokasi rafting Songa Atas yang memiliki tingkat kesulitan dan tantangan yang cukup tinggi dibandingkan dengan Songa Bawah.
Sesampainya disana, kami pun di sambut oleh petugas Songa Rafting dan langsung disuguhi minuman teh botol Sosro. Petugas pun meminta pimpinan rombongan untuk membagi peserta yang akan mengikuti rafting ke dalam beberapa kelompok. Adapun jumlah peserta pada masing-masing kelompok disesuaikan dengan daya tampung perahu karet/boat yaitu 4-6 orang saja. Akhirnya, formasi pun telah selesai di buat, kami terbagi menjadi 4 tim dimana masing-masing tim akan didampingi oleh 1 orang pemandu/guide.
Ke-4 tim itu terdiri dari :
Tim 1 terdiri dari 5 orang yaitu Pak Hendro, Bu Ageng, Bu Agustin, Tyo dan Saya.
Tim 2 terdiri dari 4 orang yaitu Pak Rochim, Pak Wahyudi, Bu Dwi dan Vita
Tim 3 terdiri dari 4 orang yaitu Pak No, Mas Eko, Mba Ike dan Bhagas
Tim 4 terdiri dari 4 orang yaitu Bu Jun, Mas Fori, Yazid dan Indra Purnama.

Peraturan Arung Jeram
Salah satu petugas Songa Rafting yang memperkenalkan dirinya bernama Jabrik kemudian memberi penjelasan mengenai peraturan apa saja yang harus dipatuhi dan diikuti oleh seluruh peserta terkait dengan kegiatan Rafting yang akan dijalani. Para peserta dihimbau untuk tidak membawa perhiasan, dompet, HP dan barang-barang lain karena bisa terjadi kerusakan atau mungkin bisa hilang pada saat pelaksanaan rafting. Disampaikannya bahwa manajemen Songa Rafting tidak bertanggungjawab jika terjadi kehilangan atau kerusakan barang-barang milik peserta.
Adapun peralatan yang boleh dibawa hanyalah peralatan rafting yang telah di sediakan oleh pihak Songa yaitu terdiri dari jaket pelampung, helm dan dayung Jabrik pun memberi penjelasan mengenai cara menggunakan masing-masing peralatan tersebut. Setelah itu kami juga diajarkan mengenai cara untuk menolong teman yang mengalami kecelakaan, walaupun untuk mengantisipasi hal ini pihak Songa Rafting telah menyediakan tim khusus yaitu team rescue.
Selain itu terdapat beberapa macam perintah yang diajarkan kepada kami yang nantinya akan diberikan langsung oleh masing-masing pemandu. Perintah tersebut antara lain :
- Perintah Maju : berarti setiap peserta harus mendorong dayungnya ke arah belakang
- Perintah Mundur : berarti setiap peserta harus mendorong dayungnya ke arah depan.
- Perintah Berhenti : berarti setiap peserta harus mengangkat dayungnya menghadap ke atas sambil memegang tali pengaman yang ada di perahu.
- Perintah ke kiri : berarti setiap peserta yang berada di sisi kanan perahu harus pindah ke sisi kiri tepat di samping peserta yang ada di sisi kiri.
- Perintah ke kanan : berarti setiap peserta yang berada di sisi kiri perahu harus pindah ke sisi kanan tepat di samping peserta yang ada di sisi kanan.
- Perintah ke belakang : berarti setiap peserta yang berada di sisi tengah dan belakang perahu harus berpindah ke sisi depannya.
- Perintah ke belakang : berarti setiap peserta yang berada di sisi tengah dan depan perahu harus berpindah ke sisi belakangnya.
- Perintah Boom berarti semua peserta harus duduk berjongkok di lantai dalam perahu dan mengangkat dayungnya menghadap ke atas. Hal ini dilakukan apabila melewati jeram yang sangat deras dengan dinding samping yang sangat sempit.

Kami yang notabene masih baru mengikuti rafting ini belum bisa memahami detail penjelasan maupun perintah yang disampaikan secara lisan tersebut dan bagaimana bentuk aplikasinya nanti di lapangan. Namun Jabrik mencoba untuk meyakinkan kami bahwa perintah yang diajarkannya tersebut nantinya akan lebih diperjelas lagi oleh masing-masing pemandu pada saat berada di lapangan nanti. Penjelasan singkat mengenai peraturan Rafting ini disampaikan  10 menit dan ditutup dengan pembacaan doa.
Kemudian masing-masing kelompok diperkenalkan dengan para pemandu yang semuanya masih relatif muda dan merupakan warga asli sana. Mereka memberikan peralatan rafting (jaket pelampung, helm dan dayung) kepada kami kemudian mengecek keakuratan didalam pemakaiannya. Seluruh peserta pun telah siap dengan peralatan raftingnya masing-masing, sebelum berangkat ke lokasi arung jeram kami pun menyempatkan diri untuk berfoto bersama yang menandakan kesiapan dan kekompakan kami untuk memulai petualangan arung jeram ini.

Menuju Lokasi Start Arung Jeram
Start awal arung jeram untuk Songa Atas terletak di Desa Ranu Gedang Kecamatan Tiris sekitar 20 menit perjalanan dari Desa Pesawahan tempat kami sekarang berada. Ranu Gedang berasal dari bahasa jawa dimana Ranu berarti Danau dan Gedang berarti Pisang, jika diartikan secara harfiah berarti Danau Pisang. Maksud sesungguhnya adalah bahwa Daerah ini merupakan lumbung pisang dikarenakan hasil komoditi pisangnya sangat banyak dan melimpah bahkan sampai ekspor ke luar daerah terutama Bali, kata Erwin yang panggilan kerennya Eboy, yang ditunjuk menjadi Guide di kelompok kami.
Untuk menuju ke Desa Ranu Gedang pihak Songa Rafting telah menyediakan angkutan khusus yaitu sebuah mobil pickup yang cukup untuk menampung seluruh rombongan peserta rafting yang berjumlah 17 orang. Di sepanjang perjalanan kami selalu dikejutkan dengan banyaknya ranting pohon yang menjulur sampai di depan jalan, persis sejajar dengan mobil atau menganai wajah kami yang berdiri diatas mobil. Jika tidak berhati-hati maka wajah dan kepala kami bisa terkena ranting tersebut. Sehingga untuk menghindari hal tersebut maka beberapa peserta yang melihat adanya ranting secara spontan langsung berteriak “BOOM”. Boom merupakan perintah yang langsung ngetrend dan selalu diingat oleh setiap peserta rafting karena mengandung pengertian “Siaga…. Ada Bahaya di Depan”.
Tanpa terasa mobil pickup yang kami tumpangi akhirnya berhenti di sebuah lahan kosong dekat permukiman penduduk, lalu kami dipersilahkan turun dari kendaraan untuk kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki menuruni bukit ke arah sungai sejauh ± 500 m. Di sepanjang perjalanan, saya tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk bertanya kepada Hendro -pemandu dari tim 2- seputar Rafting dan pengelolaannya. Dikatakannya bahwa wisata arung jeram Songa Atas yang akan kami jalani ini menempuh rute sepanjang 12 kilometer dan membutuhkan waktu ± 2,5 jam.
Menurutnya para pengunjung umumnya ramai pada hari sabtu dan minggu yang bisa mencapai rata-rata 150 orang. Adapun untuk musim liburan yaitu bulan Juni dan Juli hampir setiap hari wisata arung jeram ini ramai dengan para pengunjung. Ditambahkannya pula bahwa karyawan Songa Atas yang menjadi guide atau team rescue semuanya berjumlah ± 50 orang yang direkrut dari lingkungan sekitar. Mereka semuanya ditraining oleh pihak manajemen Songa Rafting selama 3 bulan lamanya dan 1 bulan untuk masa pemantapannya.


Tidak ada komentar: