My PhotoSlide

04/02/08

CATATAN PERJALANAN : BELAJAR MENCARI NAFKAH DARI ANAK-ANAK

Banyak pelajaran / hikmah yang bisa kita ambil dari kejadian sehari-hari, berikut ini saya mencoba membagi hikmah yang saya petik dari perjalanan saya ke Surabaya


CATATAN PERJALANAN :
BELAJAR MENCARI NAFKAH DARI ANAK-ANAK

Pada Hari Minggu, 27 Januari 2008 sekitar pukul 14.00 saya sedang dalam perjalanan ke Royal Plaza Surabaya dengan mengendarai sepeda motor. Di tengah perjalanan, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya sehingga memaksa saya untuk menghentikan kendaraan kemudian berteduh disebuah warung kecil di belakang Terminal Joyoboyo (karena pada saat itu saya tidak membawa mantel/jas hujan).
Tiba-tiba suara Short Message Service (SMS) di HP saya berbunyi, ternyata sahabat baik saya di Ambon (IRA PULHEHE) mengirimkan pesan yang isinya :
“Innalillahi wa inna ilaihi rajiuun, telah berpulang ke rahmatullah mantan RI 2 H.M. Soeharto pada hari ini, tgl 27 Januari 2008, pukul 13.10 WIB”.
Baru saja saya membaca SMS tersebut beberapa menit kemudian HP saya kembali berbunyi, namun kali ini bunyi panggilan itu berasal dari nomor HP Ibu saya yang menanyakan kepada saya perihal tahu tidaknya informasi bahwa H.M Soeharto telah meninggal dunia..
Dalam catatan kali ini saya tidak akan membahas mengenai masalah Kematian Almarhum H.M Soeharto namun ada pelajaran penting yang saya petik yaitu bagaimana kita belajar mencari nafkah dari Anak-anak.
Sambil menunggu hujan reda, saya memesan kopi dan menyantap gorengan yang tersedia diatas meja. Daripada pikiran saya melamun tidak karuan, maka saya memutuskan untuk mengamati dan memperhatikan kejadian yang terjadi disana dengan harapan nantinya saya bisa menuliskannya kedalam catatan perjalanan di blog saya ini. Saya melihat ada 4 orang anak kecil yang berusia antara 6-10 tahun sedang melakukan aktifitas mencari Nafkah dengan memanfaatkan kondisi yang ada yaitu “Kondisi Hujan”.

Ada 2 jenis aktifitas mencari nafkah yang mereka lakukan :
1. Menyewakan Jasa Payung
Pada saat kendaraan angkutan kota (angkot) datang untuk menurunkan penumpang, dengan wajah yang gembira dan ceria mereka langsung berlarian menawarkan jasa ini kepada para penumpang. Payungnya diserahkan kepada para pengguna jasa dan anak-anak ini mengikuti mereka dari belakang sampai ke tempat tujuan. Merekapun rela untuk berbasah-basah ria demi mendapatkan imbalan jasa antara Rp. 500-1.000. Mengingat hujannya yang sangat deras maka sebagian besar penumpang memilih untuk menggunakan jasa mereka setelah turun dari angkot daripada mereka harus basah kuyup terkena hujan.
Jumlah Anak-anak yang menyewakan jasa payung ini semula hanya 3 orang namun terus bertambah sehingga menjadi 7 orang. Apakah ke-3 orang yang pertama ini merasa tersaingi? Atau takut pendapatannya berkurang? Dari pengamatan saya ternyata tidak sama sekali. Mereka justru sangat gembira dan saling bekerjasama, bahkan diantara mereka ada yang saling bertukar kegiatan dengan aktifitas memercikkan sabun ke kaca mobil.
2. Jasa Memercikkan Sabun ke Kaca Mobil
Jumlah Anak-anak yang menyewakan jasa ini relatif sedikit dibandingkan jasa menyewakan payung yang semula hanya 1 orang bertambah menjadi 3 orang. Berbeda dengan jasa payung, di jasa ini mereka (anak-anak) tanpa persetujuan sopir terlebih dahulu langsung memercikkan air sabun ke kaca mobil angkot. Setelah itu mereka menunggu di samping pintu sopir untuk meminta bayaran sementara para sopir sibuk menerima pembayaran penumpang yang sedang turun di terminal. Bayaran yang diberikan bervariasi antara Rp 100 – 200 bahkan ada sopir yang menolak untuk membayar jasa mereka dengan nada yang menghentak. Bagaimana reaksi anak-anak penjual jasa ini? Ternyata walaupun tidak dibayar mereka mampu menerimanya dengan lapang dada dan tidak berputus asa. Sambil tersenyum mereka kembali bekerja lagi menunggu datangnya angkot berikutnya.

Sejam sudah waktu berlalu, kopi di meja telah habis saya teguk dan perut ini sudah terasa kenyang setelah menyantap beberapa jenis gorengan. Hujanpun belum kunjung reda bahkan sebaliknya bertambah deras disertai pula dengan angin kencang. Sehingga saya memutuskan untuk terus duduk dan memperhatikan gerak-gerik Anak-anak pencari nafkah ini. Mata saya sekarang tertuju kepada 3 unit becak yang diparkir diareal belakang terminal Joyoboyo.
Saya sempat keheranan karena pada umumnya jika musim hujan tiba maka di tempat-tempat keramaian seperti di Pasar, Mall atau terminal tingkat permintaan terhadap jasa Becak ini meningkat pesat. Namun, apa yang saya lihat di belakang Terminal Joyoboyo ini sangat bertolak belakang. Becak ini tidak beroperasi sama sekali.
Lalu Kemanakah para operatornya (tukang becak)? Setelah saya mencari dan memperhatikan ternyata mereka sedang tertidur dengan lelapnya. 2 orang diantaranya tertidur di dalam becaknya sendiri yang relatif sempit dan 1 orang lagi tertidur di bangku depan warung kopi. Bahkan hujan dan angin yang demikian kencangpun tidak mampu untuk membangunkan mereka dari tidurnya. .
Naluri mencari nafkah dari para tukang becak yang berusia > 35 tahun ini kalah dengan naluri mencari nafkah yang dimiliki oleh anak-anak yang berusia jauh dibawah mereka yaitu < 10 tahun. Bahkan ada satu kejadian yang membuat saya mengurut dada, dimana salah satu anak penjual jasa payung hendak mencarikan becak untuk pelanggannya. Kemudian dia berusaha untuk membangunkan seorang tukang becak yang sedang tidur di dalam becaknya namun, apa yang terjadi??? Si tukang becak itu malah marah dan mengusir anak tersebut. Entah apa yang ada dalam pikiran tukang becak itu, apakah dia sedang tidak sadar dan mengira anak penjual jasa payung hanya sekedar mengganggunya atau apakah dia memang sedang enggan menarik becaknya??? Yang jelas di mata saya si tukang becak tersebut telah melewatkan rezekinya yang mungkin tidak akan pernah dilewatkan oleh anak – anak penjual jasa payung maupun pencuci kaca mobil.

Ada beberapa kelebihan yang dimiliki anak-anak ini dalam mencari nafkah dibandingkan para tukang becak, diantaranya :
a. Anak-anak ini dengan sigapnya mampu memanfaatkan situasi dan kondisi untuk menghasilkan pendapatan sedangkan para tukang becak dengan mudahnya membiarkan kesempatan mengais rezeki hilang begitu saja.
b. Semangat yang sangat besar yang dimiliki anak-anak yang notabene belum memiliki tanggungan ini mampu mengalahkan semangat para tukang becak yang notabene telah memiliki tanggungan keluarga.
c. Anak-anak ini tidak menunggu pengguna jasa datang kepada mereka dan meminta untuk menggunakan jasa mereka (bersikap pasif). Namun mereka dengan giatnya berusaha mencari, mendekati dan menawarkan jasa mereka kepada calon pengguna (bersikap aktif).
d. Anak-anak ini sangat siap dan matang dalam menghadapi resiko yang terjadi baik itu resiko basah kuyup akibat hujan deras maupun resiko mendapatkan penolakan dari para pengguna.
Anak-anak ini sangat bahagia dan ceria didalam menikmati perjalanan mencari nafkah mereka.

Tanpa terasa 2 jam sudah saya berada disana, Hujanpun perlahan-lahan mulai mereda dan saya bersiap-siap meninggalkan warung kopi untuk kembali melanjutkan perjalanan. 
Read More......

WAKTU


SERI RENUNGAN -
" WAKTU "
By : Me

SETIAP DETIK WAKTU TERUS BERUBAH
SETIAP MENIT WAKTU TERUS BERJALAN
SETIAP JAM WAKTU TERUS BERPUTAR
BISAKAH MANUSIA MENGHENTIKANNYA?

HARI BERGANTI HARI
BULAN BERGANTI BULAN
TAHUN BERGANTI TAHUN
BISAKAH MANUSIA MEMUNDURKANNYA?

TERCIPTALAH 3 MASA YANG BERBEDA
MASA LALU….
MASA SEKARANG….
MASA HADAPAN….

MANUSIA TIDAK MEMPUNYAI KUASA TERHADAP WAKTU
MANUSIA TIDAK BISA KEMBALI KE MASA LALU
MANUSIA TIDAK BISA MELONCAT KE MASA HADAPAN
MANUSIA HANYA BISA HIDUP DI MASA SEKARANG

JIKA ANDA INGIN MENGGAPAI MASA HADAPAN
MAKA RENCANAKANLAH DI MASA SEKARANG
KARENA MASA HADAPAN BERAWAL DARI MASA SEKARANG
DAN TERBENTUK DARI MASA LALU

JIKA ANDA INGIN MERUBAH MASA LALU
MAKA RUBAHLAH DI MASA SEKARANG
KARENA MASA SEKARANG AKAN MENJADI MASA LALU
DAN AGAR TIDAK ADA PENYESALAN DI MASA HADAPAN

(ZULFIKAR "REZA" LATUCONSINA) Read More......